BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Keperawatan jiwa adalah salah satu ilmu yang
membahas bagaimana cara memberikan keperawatan pada orang sehat, masalah
psikososial maupun orang yang telah mengalami gangguan jiwa.
Terdapat beberapa model keperawatan jiwa yang dapat diterapkan untuk menangani
masalah yang dihadapi klien sesuai kondisi klien tersebut. Salah satu model
keperawatan jiwa yaitu model keperawatan jiwa eksistensial. Model keperawatan
jiwa ini berfokus pada pengalaman individu pada saat ini model ini merupakan
perilaku atau gangguan jiwa yang terjadi bila individu gagal menemukan jati
dirinya dan tujuan hidupnya.
Pada saat ini banyak sekali masalah-masalah model
eksistensial terjadi dalam hidup ini. Disinlah peran perawat dalam mengatasi
permasalahan pada individu yang mengalami gangguan prilaku atau gangguan jiwa
yang terjadi pada individu tersebut.
Perawat merupakan bagian dari tim kesehatan yang
memiliki lebih banyak kesempatan untuk melakukan intervensi kepada pasien,
sehingga fungsi dan peran perawat dapat dimaksimalkan dalam memberikan asuhan
keperwatan terhadap klien
Oleh
karena itu penulis tertarik untuk mengangkat materi model keperawatan jiwa
eksistensial dalam penulisan makalah ilmiah.
B.
Tujuan
Penulisan
Tujuan
dari penulisan makalah ini yaitu:
1. Tujuan
umum
Mahasiswa mampu
mengetahui dan memahami secara umum pengertian konseptual model keperawatan
jiwa dan berbagai macam konseptual model keperawatan jiwa
2. Tujuan
khusus
a. Mahasiswa
mampu mengetahui dan memahami pengertian konseptual model keperawatan jiwa
eksistensial
b. Mahasiswa
mampu mengetahui dan memahami proses terapi pada konseptual model keperawatan
jiwa eksistensial
C.
Metode
Penulisan
Dalam penulisan makalah ini kami menggunakan metode
deskriptif yaitu melalui studi kepustakaan dengan mempelajari buku-buku dan
sumber-sumber lainya untuk mendapatkan dasar-dasar ilmiah yang berhubungan
dengan permasalahan dalam laporan ini.
D.
Ruang
Lingkup Penulisan
Dalam penulisan makalah ini kelompok hanya
membatasi penulisan tentang konsep dasar konseptual model keperawatan jiwa
eksistensial.
E.
Sistematika
Penulisan
Adapun sistematika penulisan adalah sebagai
berikut:
BAB I: Pendahuluan
yang terdiri atas: latar belakang, tujuan penulisan, metode penulisan, ruang
lingkup penulisan, sistematika penulisan, sistematika penulisan
BAB II: Tujuan teoritis yang terdiri atas: pengertian
model keperawatan jiwa secara umum dan konsep dasar model keperawatan jiwa eksistensial
BAB III: Penutup
yang terdiri atas: kesimpulan dan saran
BAB II
LANDASAN TEORITIS
A.
Konseptual
Model Keperawatan Jiwa
1.
Pengertian
Model
adalah cara mengorganisasi pokok pengetahuan yang kompleks. Model konseptual
merupakan kerangka kerja konseptual, sistem atau skema yang menerangkan tentang
serangkaian ide global tentang keterlibatan individu, kelompok, situasi, atau
kejadian terhadap suatu ilmu dan perkembangannya.
Model
konseptual keperawatan jiwa mengurai situasi yang terjadi dalam situasi
lingkungan atau stresor yang mengakibatkan seseorang individu berupa
menciptakan perubahan yang adaktif dengan menggunakan sumber-sumber yang
tersedia. Model konseptual keperawatan jiwa mencerminkan upaya menolong orang
tersebut mempertahankan keseimbangan melalui mekanisme koping yang positif
unutk mengatasi stresor ini.
2.
Peran Perawat Dalam Keperawatan Jiwa
Seiring
dengan perubahan jaman, peran perawat kesehatan jiwa mulai muncul pada tahun
1950 an. Weiss (1947) menggambarkan beda perawatan jiwa dengan perawatan
umumnya yaitu adanya terapi. Perawatan kesehatan jiwa adalah proses berhubungan
yang meningkatkan dan mempertahankan prilaku yang akan menyokong integritas
fungsi. Yang dimaksud klien meliputi individu, kelompok, keluarga, organisasi
atau masyarakat. Menurut American Nurses Association (ANA) divisi perawatan
kesehatan jiwa, mendefinisikan perawatan kesehatan jiwa sebagai area khusus
dalam praktek keperawatan yang menggunakan ilmu prilaku manusia dan diri
sendiri secara terpeutik unutk meningkatkan, mempertahankan, memulihkan
kesehatan jiwa klien dan meningkatkan kesehatan mental masyarakat dimana klien
berada.
3.
Macam-macam Konsep Model Keperawatan
jiwa
a.
Model Psikoanalisa
Merupakan model yang
pertama dikemukakan oleh Sigmund Freud.
b.
Model Interpersonal
Model ini dikembangkan
oleh Harry Stack Sullivan. Pandangan interpersonal terhadap penyimpangan
prilaku, teori interpersonal meyakini bahwa prilaku berkembang dari hubungan interpersonal.
c.
Model Sosial
Model ini berfokus pada
lingkungan sosial yang mempengaruhi individu dan pengalaman hidupnya. Kaplan
meyakini bahwa situasi sosial dapan mencetuskan gangguan jiwa.
d.
Model Eksistensi
Teori ini berfokus pada
pengalaman individu pada saat ini dan disini.
e.
Model Komunikasi
Komunikasi membedakan
manusia dengan organisme lain. Mengerti arti prilaku tergantung dari kejelasan
komunikasi antara pengirim dan penerima.
f.
Model Prilaku
Dikembangkan oleh H.J.
Eysenck J. Wilpe dan B.F Skinner.
g.
Model Medikal
Berfokus pada diagnose
penyakit, sehingga pengobatan didasarkan pada diagnose itu. Medikal model terus bereksplorasi penyebab
gangguan jiwa secara ilmiah.
h.
Model Keprawatan
Pendekatan keperawatn
berdasarkan :
1)
Teori system
2)
Teori perkembangan
3)
Teori interaksi
4)
Pendekatan holistik
5)
Pendekatan proses keperawatan
B.
Konsep Model Eksistensi
Martin
heidegger (1889/1976) dianggap sebagai bapak pemikiran eksistensial sekarang
ini. Konsepnya “ada-di-dunia” (teing-in-the-word) mencakup polaritas yang tidak
dapat dipisahkan dari manusia dan dunia dalam “situasi kini-dan-di-sini”
(here-and-now-situation). “ada-di-situ” menimbulkan keperihatinan tentang
konsep yang mencakup kecemasan dan kasih sayang. Komponen kecemasan itu berasal
dari ketakutan terhadap tidak-ada. Khusus ketakutan terhadap kematian dilihat
oleh heidegger sebagai “keaslian ada-di-situ” (authenticity of being-there)
dalam penyelesaian umtuk menerima nasibnya, menerima kematian sebagai suatu
kemungkinan yang selalu saja ada. Paul tillich (1886/1965) menerangkan keaslian
sebagai “keberanian untuk ada” (courage to be), meskipun terhadap ancaman
kemungkinan tag-ada (not to be). Tokoh: Perls, Glasser, Ellis,
Rogers, Frankl.
Psikiatri eksistensial (eksistensial
psychiatry atau Daseinanalysis) beranggapan bahwa pasien berada dalam dunianya
sendiri yang tidak dapat didiami sepenuhnya bersama orang lain yang
berorientasi pada patokan dan nilai pikiran sehat.
Edmund husserl (1859/1938), seorang
fenomenolog pernah menganjurkan agar semua sarjana pada waktunya melepaskan
dirinya dari semua anggapannya, mengesampingkan segala ide yang terbentuk
sebelumnya untuk mendapatkan perspektif baru tentang fenomena yang sedang
diamatinya.
Seorang psikiater akan mendesakkan suatu
pandangan hidup kepada pasiennya melalui khotbah atau persuasi halus, akan
tetapi secara pasti akan memancarkan pandangan hidupnya yang dipraktikannya
sendiri. Terapis akan berusaha agar kecemasan dan rasa salah yang tersembunyi
pada pasien yang dihadapinya secara nyata. Pasien itu akan merasakan kembali
kesedihan yang mendalam mengenai permusuhan dalam suatu pemberontakan terhadap
nasibnya.dengan perlahan-lahan ia akan menjadi yakin bahwa ia dapat bertahan
terhadap kegagalan (prustasi) yang dahulu sewaktu dia masih kanak-kanak
dirasakan terlalu besar. Melalui keinsyafan tentang keadaan yang lalu dan yang
sekarang dia dibebaskan kecemasan sehingga ia dapat mengambil keputusan yang
bertanggung jawab serta dapat menghadapi masa depannya.
1.
Pengertian
Teori ini berfokus pada pengalaman individu pada saat ini dan
disini. Pandangan model eksistensi terhadap penyimpangan perilaku, penyimpangan
perilaku terjadi jika individu putus hubungan dengan dirinya dan lingkungan.
Keasingan akan dirinya dan lingkungan dapat terjadi karena hambatan atau larangan
pada diri individu. Individu merasa putus asa, sedih, sepi, kurang kesadaran
akan dirinya dan penerimaan diri yang mencegah partisipasi dan penghargaan pada
hubungan dengan orang lain.
Menurut
pandangan eksistensialis, regresi ke cara invantil, bukan saja merupakan gejala
gangguan, tetapi sekaligus juga merupakan usaha mencari suatu permulaan baru.
Bila kemampuan tidak cukup dan harapan anak tidak terpenuhi dalam proses
pematangannya melalui saling berhubungan dengan orang lain, maka kecemasan
ekstensial dan rasa salah akan menyertainya sampai dewasa, dan mengurungnya
dalam suatu “tempurung autistik” (autistic shell) yang dikelilingi oleh
kengerian tak-ada. Akan tetapi, pada setiap perkembangan manusia, daya
penyembuh unsur kasih sayang yang ada pada dirinya akan dapat mengatasi
kecemasan egosentrisitas yang defensif itu.
Menurut teori model ekistensial gangguan perilaku atau
gangguan jiwa terjadi bila individu gagal menemukan jati dirinya dan tujuan
hidupnya. Individu tidak memiliki kebanggan akan dirinya. Membenci diri sendiri
dan mengalami gangguan dalam Bodi-image-nya.
Menurut teori model eksistensial
gangguan perilaku atau gangguan jiwa terjadi bila individu gagal menemukan jati
dirinya dan tujuan hidupnya. Individu tidak memiliki kebanggan akan dirinya.
Membenci diri sendiri dan mengalami gangguan dalam Bodi-image-nya.
Prinsip
keperawatannya adalah : klien dianjurkan untuk berperan serta dalam memperoleh
pengalaman yang berarti untuk memperlajari dirinya dan mendapatkan feed back
dari orang lain, misalnya melalui terapi aktivitas kelompok. Terapist berupaya
untuk memperluas kesadaran diri klien melalui feed back, kritik, saran atau reward
& punishment.
2.
Proses Terapi
Prinsip dalam proses terapinya adalah : mengupayakan
individu agar berpengalaman bergaul dengan orang lain, memahami riwayat hidup
orang lain yang dianggap sukses atau dapat dianggap sebagai panutan(experience
in relationship), memperluas kesadaran diri dengan cara introspeksi (self
assessment), bergaul dengan kelompok sosial dan kemanusiaan (conducted in
group), mendorong untuk menerima jatidirinya sendiri dan menerima kritik atau
feedback tentang perilakunya dari orang lain (encouraged to accept self and
control behavior).
Proses terapi: Orang dibantu untuk mengalami hubungan
yang murni. Terapi seringkali dilakukan dalam kelompok. Pasien didorong untuk menerima diri dan mengambil kendali perilaku. Terapis berusaha menunjukkan klien
kesulitan yang dihadapi sangat berhubungan dengan keyakinan irrasional dan
menunjukkan bagaimana klien harus bersikap rasional dan mampu memisahkan
keyakinan irasional dengan rasional, setelah klien menyadari gangguan emosi
yang bersumber dari pemikiran irasional, maka terapis menunjukkan pemikiran
klien yang irasional, serta klien berusaha mengubah kepada keyakinan menjadi
rasional, terapis berusaha agar klien menghindarkan diri dari ide-ide
irrasionalnya, dan konselor berusaha menghubungkan antara ide tersebut dengan
proses penyalahan dan perusakkan diri, proses terakhir terapis adalah terapis berusaha menantang klien untuk
mengembangkan filosofis kehidupannya yang rasional, dan menolak kehidupan yang
irrasional dan fiktif.
Psikoterapi
memperkuat proses pembelajaran seseorang untuk sepenuhnya menjadi dirinya
sendiri. Rogers yakin bahwa penyakit jiwa terjadi
akibat kegagalan mengembangkan diri sendiri sepenuhnya sebagai manusia. Ahli terapi harus tulus dan tanpa ada yang ditutup-tutupi
ketika berhubungan dengan klien. Ahli terapis harus bersikap aktif dan
mengekspresikan perasaan serta emosinya sendiri secara langsung dan jujur.
Perilaku klien berubah kea rah fungsi diri yang positif bila ahli terapinya mau
menerima, menghargai dan secara tulus berempati terhadap klien.
Prinsip
keperawatannya adalah : klien dianjurkan untuk berperan serta dalam memperoleh
pengalaman yang berarti untuk mempelajari dirinya dan mendapatkan feed back
dari orang lain, misalnya melalui terapi aktivitas kelompok. Terapist berupaya
untuk memperluas kesadaran diri klien melalui feed back, kritik, saran atau
reward & punishment.
a.
Rasional Emotif Therapy
Konfrontasi digunakan untuk bertanggung jawab
terhadap perilakunya. Klien didorong untuk menerima dirinya, bagaimana adanya
bukan karena apa yang akan dilakukan.
Rasional Emotif Therapy
Konfrontasi digunakan untuk bertanggung jawab terhadap perilakunya. Klien
didorong untuk menerima dirinya, bagaimana adanya bukan karena apa yang akan
dilakukan. Konsep dasar RET yang dikembangkan oleh Albert Ellis adalah sebagai
berikut:
1)
Pemikiran
manusia adalah penyebab dasar dari gangguan emosional. Reaksi emosional yang
sehat maupun yang tidak, bersumber dari pemikiran itu.
2)
Manusia
mempunyai potensi pemikiran rasional dan irrasional. Dengan pemikiran rasional
dan inteleknya manusia dapat terbebas dari gangguan emosional.
3)
Pemikiran
irrasional bersumber pada disposisi biologis lewat pengalaman masa kecil dan
pengaruh budaya.
4)
Pemikiran
dan emosi tidak dapat dipisahkan.
5)
Berpikir
logis dan tidak logis dilakukan dengan symbol-simbol bahasa.
6)
Pada
diri manusia sering terjadi self-verbalization. Yaitu mengatakan sesuatu
terus-menerus kepada dirinya.
7)
Pemikiran
tak logis-irrasional dapat dikembalikan pada pemikiran logis dengan reorganisasi
persepsi. Pemikiran tak logis itu merusak dan merendahkan diri melalui
emosionalnya. Ide-ide irasional bahkan dapat menimbulkan neurosis dan psikosis.
Sebuah contoh ide irasional adalah “seorang yang hidup dalam masyarakat harus
mempersiapkan diri secara kompeten dan adekuat, agar ia dapat mencapai
kehidupan yang layak dan berguna bagi masyarakat”. Pemikiran lain adalah “sifat
jahat, kejam, dan lain-lain harus dipersalahkan dan dihukum”.
RET bertujuan untuk
memperbaiki dan mengubah sikap, persepsi, cara berpikir keyakinan serta
pandangan klien yang irasional menjadi rasional, sehingga ia dapat
mengembangkan diri dan mencapai realisasi diri yang optimal. Menghilangkan
gangguan emosional yang dapat merusak diri seperti: benci, takut, rasa bersalah,
was-was, marah sebagai akibat berpikir yang irasional, dan melatih serta
mendidik klien agar dapat menghadapi kenyataan hidup secara rasional dan
membangkitkan kepercayaan diri, nilai-nilai dan kemampuan diri.
b.
Terapi Logo
Merupakan
terapi orientasi masa depan (future
orientated therapy). Individu meneliti arti dari kehidupan, karena tanpa
arti berarti tidak eksis. Tujuan: agar individu sadar akan tanggung jawabnya. Atau klien akan dapat menemukan makna dari penderitaan
dan kehidupan serta cinta. Dengan penemuan itu klien akan dapat membantu
dirinya sehingga bebas dari masalah tersebut. Terapi logo masih menginduk
kepada aliran psikoanalisis, akan tetapi menganut paham eksistensialisme.
Mengenai teknik terapinya digunakan semua teknik yang kiranya sesuai dengan
kasus yang dihadapi. Tampaknya kemampuan menggali hal-hal yang bermakna dari
klien, amat penting.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Model konseptual keperawatan jiwa mencerminkan upaya
menolong orang tersebut mempertahankan keseimbangan melalui mekanisme koping
yang positif unutk mengatasi stresor ini. Macam-macam Konsep Model Keperawatan
jiwa yaitu Model Psikoanalisa, Model Interpersonal, Model Sosial, Model
Eksistensi, Model Komunikasi, Model Prilaku, Model Medikal.
Psikiatri eksistensial (eksistensial psychiatry atau
Daseinanalysis) beranggapan bahwa pasien berada dalam dunianya sendiri yang
tidak dapat didiami sepenuhnya bersama orang lain yang berorientasi pada
patokan dan nilai pikiran sehat.
Model keperawatan jiwa eksistensial yaitu teori
berfokus pada pengalaman individu pada saat ini dan disini. Pandangan model
eksistensi terhadap penyimpangan perilaku, penyimpangan perilaku terjadi jika
individu putus hubungan dengan dirinya dan lingkungan. Terdapat dua proses pada
model keperawatan jiwa eksistensial yaitu Rasional Emotif Therapy dan terapi
logo.
B.
Saran
Saran-saran yang dapat
diberikan dari kasus leukimia ini yaitu:
1. Perawat
Diharapkan lebih mengetahui dan memahami tentang berbagai macam
model keperawatan jiwa yang dapat diterapkan kepada pasien.
2.
Pelayanan kesehatan
Diharapkan dapat melayani dan menangani klien yang mengalami gangguan
psikososial maupun gangguan jiwa
3.
Mahasiswa
Diharapkan dapat mempelajari berbagai macan model keperawatan jiwa
sehingga dapat diterapkan pada lingkungan kerja nantinya.
BAB IV
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Model konseptual keperawatan jiwa mencerminkan upaya
menolong orang tersebut mempertahankan keseimbangan melalui mekanisme koping
yang positif unutk mengatasi stresor ini. Macam-macam Konsep Model Keperawatan
jiwa yaitu Model Psikoanalisa, Model Interpersonal, Model Sosial, Model
Eksistensi, Model Komunikasi, Model Prilaku, Model Medikal.
Psikiatri eksistensial (eksistensial psychiatry atau
Daseinanalysis) beranggapan bahwa pasien berada dalam dunianya sendiri yang
tidak dapat didiami sepenuhnya bersama orang lain yang berorientasi pada
patokan dan nilai pikiran sehat.
Model keperawatan jiwa eksistensial yaitu teori
berfokus pada pengalaman individu pada saat ini dan disini. Pandangan model
eksistensi terhadap penyimpangan perilaku, penyimpangan perilaku terjadi jika
individu putus hubungan dengan dirinya dan lingkungan. Terdapat dua proses pada
model keperawatan jiwa eksistensial yaitu Rasional Emotif Therapy dan terapi
logo.
B.
Saran
Saran-saran yang dapat
diberikan dari kasus leukimia ini yaitu:
1. Perawat
Diharapkan lebih mengetahui dan memahami tentang berbagai macam
model keperawatan jiwa yang dapat diterapkan kepada pasien.
2.
Pelayanan kesehatan
Diharapkan dapat melayani dan menangani klien yang mengalami gangguan
psikososial maupun gangguan jiwa
3.
Mahasiswa
Diharapkan dapat mempelajari berbagai macan model keperawatan jiwa
sehingga dapat diterapkan pada lingkungan kerja nantinya.
DAFTAR PUSTAKA
Maramis, Willy F.2009.Ilmu Kedokteran Jiwa.Surabaya:Airlangga
Yosep, Iyus.2010.Keperawatan Jiwa.Bandung:Refika Aditma.
27 Juli 2012 http://swerkudara.blogspot.com/2010/07/konseptual-model-keperawatan-jiwa.html
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapus