BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Istilah Goiter berarti terjadinya
pembesaran pada kelenjar tiroid, yang dikenal dengan goiter non toxik atau
simpel goiter atau struma endemik, dengan dampak yang ditimbulkannya hanya
bersifat local yaitu sejauh mana pembesaran tersebut mempengaruhi organ
disekitarnya seperti pengaruhnya pada trachea dan esophagus.
Goiter adalah salah satu cara
mekanisme kompensasi tubuh terhadap kurangnya unsure yodium dalam makanan dan
minuman. Asupan yodium dapat diperiksa secara langsung yaitu dengan cara
menganalisis makanan yang dikonsumsi oleh masyarakat tertentu yang mengidap
goiter, sedangkan pemeriksaan secara tidak langsung dipakai berbagai cara
antara lain : pemeriksaan kadar yodium dalam urine dan dengan studi
kinetik yodium.
Berdasarkan kejadiannya atau
penyebarannya ada yang disebut struma endemis dan sporadik. Secara sporadik
dimana kasus-kasus struma ini dijumpai menyebar diberbagai tempat atau daerah.
Bila dihubungkan dengan penyebab maka struma sporadik banyak disebabkan oleh
faktor goitrogenik, anomali, penggunaan obat-obat anti tiroid, peradangan dan
neoplasma, secara endemis, dimana kasus-kasus struma ini dijumpai pada
sekelompok orang didaerah tertentu, sdihubungkan dengan penyakit defisiensi
yodium.
Pada umumnya goiter sering dijumpai
pada daerah pegunungan, namun ada juga yang ditemukan di dataran rendah dan
ditepi pantai.
Goiter merupakan gangguan yang sangat
sering dijumpai dan menyerang 16 % perempuan dan 4 % laki-laki yang berusia
antara 20 sampai 60 tahun seperti yang telah dibuktikan oleh suatu penyelidikan
di Tecumseh, suatu komunitas di Michigan. Biasanya tidak ada gejala-gejala lain
kecuali gangguan kosmetik, tetapi kadang-kadang timbul komplikasi-komplikasi.
Goiter mungkin membesar secara difus dan atau bernodula.
B.
Tujuan Penulisan
1.
Tujuan Umum
Tujuan umum dari
penulisan makalah ini adalah mahasiswa diharapkan mampu mengenal dan mengetahui
tentang kelenjar tiroid dan fungsinya bagi manusia.
2.
Tujuan Khusus
Tujuan khusus dari
penulisan makalah ini, yaitu :
a.
Mengetahui dan memahami konsep dasar
penyakit Goiter
b.
Mengetahui dan memahami asuhan keperawatan
dari penyakit Goiter
C.
Metode Penulisan
Penulisan makalah ini
menggunakan metode diskritip melalui pendekatan studi kasus yang meliputi
pengumpulan data, analisa data, dan menarik kesimpulan dengan cara :
1.
Studi
keperpustakaan/literatur
Metode ini dilakukan
dengan cara mempelajari buku-buku dan sumber-sumber lain yang berhubungan
dengan judul dan permasalahan.
2.
Studi kasus
Metode ini diperoleh dari
melakukan asuhan keperawatan terhadap klien mulai dari pengkajian keperawatan,
diagnosa keperawatan, rencana keperawatan, implementasi dan evaluasi.
D.
Sistematika
Penulisan
BAB I Pendahuluan : terdiri dari Latar Belakang, Tujuan
Penulisan, Metode Penulisan dan Sistematika Penulisan.
BAB II Tinjauan Teoritis : terdiri dari Anatomi dan Fisiologi Kelenjar
Tiroid dan Konsep Dasar Penyakit
Goiter
BAB III Askep : terdiri dari Pengkajian,
Diagnosa Keperawatan, Intervensi, Implementasi dan Evaluasi
BAB IV Penutup :
terdiri dari Kesimpulan dan Saran
BAB
II
TINJAUAN
TEORI
A. Anatomi dan
fisiologi Kelenjar Tiroid
Pada manusia, kelenjar tiroid terletak dileher bagian anterior, dan
fungsinya adalah sintesis dan sekresi hormon tidoid tiroksin (T4)
dan tri-iodotironin (T3). Hormon-hormon ini bersifat esensial untuk
tumbuh kembang normal dan homeostasis tubuh dengan meregulasi produksi energi.
Kelenjar paratiroid yang mensekresi hormon paratiroid tertanam dalam kelenjar
tiroid, dan sel parafolikular yang tersebar diantara folikel tiroid memproduksi
kalsitonin. Kelenjar tiroid manusia mulai berkembang sekitar 4 minggu setelah
konsepsi dan bergerak turun ke leher sejalan dengan pembentukkan struktur
bolibular yang khas. Proses ini selesai pada trimester ketiga.
Kelenjar tiroid,
terletak tepat di bawah laring pada kedua sisi dan sebelah anterior trakea,
merupakan salah satu kelenjar endokrin terbesar, normalnya memiliki beasr 15
sampai 20 gram pada orang dewasa. Kelenjar tiroid terdiri dari banyak
sekali folikel-folikel yang tertutup (diameternya antara 100-300 mikrometer)
yang dipenuhi dengan bahan sekretorik yang disebut koloid dan dibatasi oleh
sel-sel epitel kuboid yang mengeluarkan hormonnya ke bagian folikelitu. Unsur
utama dalam koloid adalah glikoprotein tiroglobulin besar, yang mengandung
hormon tiroid di dalam molekul-molekulnya. Begitu hormon yang diekskresikan
sudah masuk ke dalam folikel, hormon itu harus diabsorbsi kembali melalui
epitel folikel ke dalam darah, sebeum dapat berfungsi dalam tubuh. Setiap
menitnya jumlah aliran darah di dalam kelenjar tiroid kira-kira lima kali lebih
besar daripada berat kelenjar tiroid itu sendiri, yang menyuplai darah yang
sama besarnya dengan bagian lain dalam tubuh, dengan pengecualian bagian
korteks adrenal (Guyton, 2008).
Secara anatomi,
tiroid merupakan kelenjar endokrin (tidak mempunyai ductus) dan bilobular
(kanan dan kiri), dihubungkan oleh isthmus (jembatan) yang terletak di depan
trachea tepat di bawah cartilago cricoidea. Kadang juga terdapat lobus tambahan
yang membentang ke atas (ventral tubuh), yaitu lobus piramida.
1.
Secara
embriologi, tahap pembentukan kelenjar tiroid adalah:
Kelenjar tiroid mulanya merupakan dua buah
tonjolan dari dinding depan bagian tengah farings, yang terbentuk pada usia
kelahiran 4 minggu. Tonjolan pertama disebut pharyngeal pouch, yaitu antara
arcus brachialis 1 dan 2. Tonjolan kedua pada foramen ceacum, yang berada
ventral di bawah cabang farings I.
a.
Pada
minggu ke-7, tonjolan dari foramen caecum akan menuju pharyngeal pouch melalui
saluran yang disebut ductus thyroglossus.
b.
Kelenjar
tiroid akan mencapai kematangan pada akhir bulan ke-3, dan ductus thyroglossus
akan menghilang. Posisi akhir kelenjar tiroid terletak di depan vertebra
cervicalis 5, 6, dan 7.
c.
Namun
pada kelainan klinis, sisa kelenjar tiroid ini juga masih sering ditemukan di
pangkal lidah (ductus thyroglossus/lingua thyroid) dan pada bagian leher yang
lain.
2.
Kelenjar
tiroid dialiri oleh beberapa arteri:
a.
thyroidea
superior (arteri utama).
b.
A.
thyroidea inferior (arteri utama).
c.
Terkadang
masih pula terdapat A. thyroidea ima, cabang langsung dari aorta atau A.
anonyma.
3.
Kelenjar
tiroid mempunyai 3 pasang vena utama:
a.
V.
thyroidea superior (bermuara di V. jugularis interna).
b.
V.
thyroidea medialis (bermuara di V. jugularis interna).
c.
V.
thyroidea inferior (bermuara di V. anonyma kiri).
4.
Persarafan
kelenjar tiroid:
Ganglion
simpatis (dari truncus sympaticus) cervicalis media dan inferior.
a.
Parasimpatis,
yaitu N. laryngea superior dan N. laryngea recurrens (cabang N.vagus) N.
laryngea superior dan inferior sering cedera waktu operasi, akibatnya pita
suara terganggu (stridor/serak).
5.
Fungsi
fisiologi kelenjar tiroid:
a.
Hormon
tiroid meningkatkan transkripsi sejumlah besar gen
Efek yang umum dari hormn tiroid adalah untuk
mengaktifkan transkripsi sejumlah besar gen. Oleh karena itu, sesungguhnya di
semua sel tubuh, sejumlah besar enzim protein, protein structural, protein
transpor, dan zat lainnya akan disintesis. Hasil akhirnya adalah peningkatan
menyeluruh aktivitas fungsional di seluruh tubuh.
b.
Hormon
tiroid meningkatkan aktivitas metabolik selular
Hormon tirioid meningkatkan aktivitas metabolisme
hampir seluruh jaringan tubuh. Bila sekresi hormon ini banyak sekali, maka
kecepatan metabolisme basal mneingkat sampai setinggi 60 sampai 100 persen di
atas normal. Kecepatan penggunaan makanan sebagai sumber energi juga meningkat.
Walaupun kecepatan sintesis protein pada saat itu juga meningkat, pada saat
yang sama, kecepatan katabolisme protein juga meningkat.
c.
aEfek
hormon tiroid pada pertumbuhan Efek yang penting dari hormon tiroid
adalah meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan otak selama kehidupan janin
dan beberapa tahun pertama bayi kehidupan pasca lahir.
d.
Meningkatkan
aliran darah, curah jantung, dan frekuensi denyut jantung
Meningkatnya metabolisme jaringan mempercepat
pemakaian oksigen dan memperbanyak pelepasan jumlah produk akhir metabolisme
dari jaringan. Efek ini menyebabkan vasodilatasi di sebagian besar jaringan
tubuh, sehingga meningkatkan aliran darah. Kecepatan aliran darah di kulit terutama
meningkat oleh karena meningkatnya kebutuhan untuk pembuangan panas dari tubuh.
Sebagai akibat meningkatnya aliran darah, maka curah jantung juga akan
meningkat sampai 60 persen atau lebih di atas normal bila terdapat kelebihan
hormon tiroid dan turun sampai hanya 50 persen dari normal pada keadaaan
hipotiroidisme yang sangat berat. Hormon tiroid mempunyai pengaruh langsung
pada eksitabilitas jantung, yang selanjutnya meningkatkan frekuensi denyut
jantung.
e.
Meningkatkan
pernapasan. Meningkatnya
kecepatan metabolisme akan meningkatkan pemakaian oksigen dan pembentukan
karbondioksida; efek ini mengaktifkan semua mekanisme yang meningkatkan
kecepatan dan kedalaman pernapasan.
f.
Efek
merangsang pada system saraf pusat. Pada umumnya, hormon tiroid meningkatkan kecepatan
berpikir, tetapi juga sering menimbulkan disosiasi pkiran, dan sebaliknya.
Pasien dengan hypertiroid cederung menjadi sangat cemas dan psikoneurotik.
g.
Tremor
otot. Tremor ini bukan
merupakan tremor kasar seperti pada penyakit Parkinson atau pada waktu
menggigil, sebab tremor ini timbul dengan frekuensi cepat yakni 10 samapai 15
kali per detik. Tremor ini dianggap disebabkan oleh bertambahnya kepekaan
sinaps saraf di daerah medulla yang mengatur tonus otot (Guyton, 2008).
h.
Meningkatkan
transkripsi gen ketika hormon tiroid (kebanyakan T3) berikatan.
i.
Meningkatkan
jumlah dan aktivitas mitokondria sehingga pembentukkan ATP (adenosin trifosfat)
meningkat.
j.
Meningkatkan
transfor aktif ion melalui membran sel.
k.
Meningkatkan
pertumbuhan dan perkembangan otak, terutama pada masa janin.
B.
Konsep Dasar Penyakit Goiter
1.
Pengertian
Goiter adalah pembesaran pada kelenjar
tiroid. Pembesaran ini dapat terjadi pada kelenjar yang normal (eutirodisme),
pasien yang kekurangan hormon tiroid (hipotiroidisme) atau kelebihan produksi
hormon (hipetiroidisme). Terlihat pembengkakan atau benjolan besar pada leher
sebelah depan (pada tenggorokan) dan terjadi akibat pertumbuhan kelenjar tiroid
yang tidak normal. (Rahza, 2010)
Kelenjar tiroid yang membesar disebut
goiter. Goiter dapat menyertai hipo maupun hiperfungsi tiroid. Bila secara
klinik tidak ada tanda-tanda khas, disebut giter non-toksik. (Tambayong, 2000)
Gondok adalah
suatu pembengkakan pada kelenjar tiroid yang abnormal dan penyebabnya bisa
bermacam-macam, dimana kelenjar tiroid diperlukan untuk memproduksi hormon
tiroid yang berfungsi mengontrol metabolisme tubuh, keseimbangan tubuh dan
pertumbuhan perkembangan yang normal.
2.
Etiologi
Berbagai faktor
diidentifikasikan sebagai penyebab terjadinya hipertropi kelenjar tiroid
termasuk didalamnya defisiensi yodium, goitrogenik glikosida agent (zat atau
bahan ini dapat mensekresi hormon tiroid) seperti ubi kayu, jagung, lobak,
kangkung, kubis bila dikonsumsi secara berlebihan, obat-obatan anti tiroid,
anomali, peradangan dan tumor/neoplasma.
a.
Auto-imun (dimana tubuh menghasilkan antibodi yang
menyerang komponen spesifik pada jaringan tersebut).
Tiroiditis Hasimoto’s adalah
kondisi autoimun di mana terdapat kerusakan kelenjar tiroid oleh sistem
kekebalan tubuh sendiri. Sebagai kelenjar menjadi lebih rusak, kurang mampu
membuat persediaan yang memadai hormon tiroid.
Penyakit Graves. Sistem kekebalan menghasilkan
satu protein, yang disebut tiroid stimulating imunoglobulin (TSI). Seperti
dengan TSH, TSI merangsang kelenjar tiroid untuk memperbesar memproduksi sebuah
gondok.
b.
Defisiensi Yodium
Yodium sendiri dibutuhkan untuk
membentuk hormon tyroid yang nantinya akan diserap di usus dan disirkulasikan
menuju bermacam-macam kelenjar. Kelenjar tersebut diantaranya Choroid, Ciliary
body, Kelenjar susu, Plasenta, Kelenjar air ludah, Mukosa lambung, Intenstinum
tenue, Kelenjar gondok.
Sebagaian besar unsur yodium ini
dimanfaatkan di kelenjar gondok. Jika kadar
yodium di dalam kelenjar gondok kurang, dipastikan seseorang akan mengidap
penyakit gondok.
c.
Obat-obatan
tertentu yang dapat menekan produksi hormon tiroid.
d.
Peningkatan Thyroid Stimulating Hormone (TSH) sebagai akibat dari kecacatan
dalam sintesis hormon normal dalam kelenjar tiroid.
1)
Kerusakan genetik, yang lain terkait dengan luka atau
infeksi di tiroid.
Tiroiditis adalah peradangan dari kelenjar tiroid
sendiri dapat mengakibatkan pembesaran kelenjar tiroid.
2)
Beberapa disebabkan oleh tumor (Baik dan jinak
tumor kanker)
Multinodular Gondok. Individu
dengan gangguan ini memiliki satu atau lebih nodul di dalam kelenjar tiroid
yang menyebabkan pembesaran. Hal ini sering terdeteksi sebagai nodular pada
kelenjar perasaan pemeriksaan fisik. Pasien dapat hadir dengan nodul tunggal
yang besar dengan nodul kecil di kelenjar, atau mungkin tampil sebagai nodul
beberapa ketika pertama kali terdeteksi.
Kanker Tiroid. Thyroid
dapat ditemukan dalam nodul tiroid meskipun kurang dari 5 persen dari nodul
adalah kanker. Sebuah gondok tanpa nodul bukan merupakan resiko terhadap
kanker.
3)
Kehamilan
Sebuah hormon yang disekresi selama kehamilan yaitu
gonadotropin dapat menyebabkan pembesaran kelenjar tiroid.