BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kemajuan
ilmu pengetahuan dan teknologi yang berkembang secara terus menerus
mengakibatkan tingkat pendidikan dan teknologi semakin maju. Orang dengan mudah
berobat dan tidak takut dengan penyakit berbahaya. Tapi hal ini dipengaruhi
oleh peningkatan biaya pengobatan sementara masyarakat, masih banyak yang hidup
dibawah garis kemiskinan. Oleh karena itu masyarakat Indonesia harus sudah
mengenal kesehatan keluarga dari sekarang agar masyarakat mengenal arti
pentingnya kesehatan. Agar masyarakat Indonesia hidup sehat keperawatan
keluarga merupakan salah satu area spesalis dalam keperawatan yang berfokus
kepada keluarga sebagai target pelayanan. Tujuan dari keperawatan keluarga
adalah untuk meningkatkan kesehatan keluarga secara menyeluruh bagi anggota keluarga.
Karakteristik keluarga terdiri dari dua atau
lebih individu yang diikat oleh hubungan darah, perkawinan, atau adopsi,
anggota keluarga biasanya hidup bersama, atau jika terpisah mereka tetap
memperhatikan satu sama lain. Anggota keluarga berinteraksi satu sama lain dan
masing-masing mempunyai peran sosial yaitu suami, istri, anak, kakak, dan adik
yang mempunyai tujuan. Perawat perlu mengetahui dan memiliki pikiran yang
terbuka mengenai konsep keluarga. Sekilas keluarga memiliki hal-hal yang umum,
tetapi setiap bentuk keluarga memiliki kekuatan dan permasalahan yang unik.
Keluarga banyak menghadapi tantangan seperti salah satunya pada tahap
perkembangan keluarga childbearing. Periode childbearing adalah waktu transisi
fisik dan psikologis bagi ibu dan seluruh keluarga. Orang tua harus beradaptasi
terhadap perubahan struktur karena adanya anggota baru dalam keluarga, yaitu
bayi. Dengan kehadiran bayi maka sistem dalam keluarga akan berubah dan pola
interaksi dalam keluarga harus dikembangkan.
Pada periode transisi, keluarga membutuhkan adaptasi yang
cepat, sehingga kondisi ini menempatkan keluarga menjadi sangat rentan dan
mereka memerlukan bantuan untuk beradaptasi dengan peran yang baru. Stress dari
berbagai sumber dapat berefek negatif pada fungsi dan interaksi ibu dengan bayi
dan keluarga, yang berdampak pada kesehatan fisik ibu dan bayi. Maka dari itu
kelompok tertarik untuk membahas mengenai konsep keluarga dan tumbuh kembang
keluarga child bearing.
B.
TUJUAN PENULISAN
1.
Umum
Setelah membaca makalah ini,
mahasiswa diharapkan mampu :
a. Memahami konsep dasar keluarga.
b. Memahami
konsep keluarga dalam periode child-bearing.
a. Memahami
asuhan keperawatan keluarga dengan tahap
perkembangan childbearing.
2.
Khusus
Setelah membaca makalah ini,
mahasiswa diharapkan mampu:
a.
Menjelaskan definisi konsep dasar keluarga dalam periode child-bearing
b.
Mengaplikasikan asuhan keperawatan keluarga dengan tahap
perkembangan childbearing
C.
METODE PENULISAN
Metode penulisan yang digunakan dalam
pembuatan makalah ini adalah metode deskriptf idan menggunakan pendekatan teknik studi
kepustakaan yaitu dengan mempelajari teori dan membaca literatur yang
berhubungan dengan judul makalah.
D.
RUANG LINGKUP PENULISAN
Dalam
menyusun makalah ini penulis membatasi ruang lingkup penulisannya, yaitu asuhan keperawatan
keluarga khususnya pada keluaga pada tahap childbearing.
E.
SISTEMATIKA PENULISAN
Adapun sistematika penulisan
dari makalah ini adalah sebagai berikut:
BAB
I : Pendahuluan terdiri dari
latar belakang, tujuan penulisan, metode
penulisan, ruang
lingkup penulisan, dan sistematika penulisan
BAB
II : Tinjauan teori meliputi konsep dasar keluarga dan konsep dasar keluaga
pada tahap childbearing
BAB
III : Aplikasi asuhan keperawatan keluarga dengan tahap
tumbuh kembang childbearing
BAB IV :
Penutup terdiri dari: kesimpulan dan saran
DAFTAR
PUSAKA
BAB II
TINJAUAN TEORI
A.
KONSEP DASAR KELUARGA
a.
Pengertian
Keluarga adalah
sekumpulan orang dengan ikatan perkawinan, kelahiran, dan adopsi yang bertujuan
untuk menciptakan, mempertahankan budaya, dan meningkatkan perkembangan fisik,
mental emosional, serta sosial dari tiap anggota keluarga. (Duvall dan
Logan,1986, dalam Setiawati,
2008 : hal 67)
Keluarga adalah dua atau lebih individu yang hidup dalam
satu rumah tangga karena adanya hubungan darah, perkawinan atau adopsi. Mereka
saling berinterakasi satu dengan yang lainnya, mempunyai peran masing-masing
dan menciptakan serta mempertahankan suatu budaya. (Bailon dan Magiaya, 1978, dalam Setiawati, 2008: hal 68)
Keluarga
adalah kumpulan dua orang atau lebih yang mempunyai hubungan darah yang sama
atau tidak, yang terlibat dalam kehidupan yang terus menerus, yang tinggal
dalam satu atap, yang mempunyai ikatan emosional dan mempunyai kewajiban antara
satu orang dengan orang yang lainnya. (Bergess, 1962,
dalam Setiawati, 2008: hal 13)
Menurut kelompok keluarga adalah sekumpulan individu yang
tinggal serumah karena adanya hubungan darah, perkawinan ataupun adopsi, yang
saling berinteraksi dan mempertahankan kebudayaan.
b.
Tipe keluarga
Keluarga yang memerlukan pelayanan kesehatan berasal dari
berbagai macam pola kehidupan. Sesuai dengan perkembangan sosial, maka tipe
keluarga berkembang mengikutinya. Agar dapat mengupayakan peran serta keluarga
dalam meningkatkan derajat kesehatan, maka perawat perlu memahami beberapa tipe
keluarga. (Mubarak, dkk, 2011, : hal 70
- 71)
a.
Tradisional
Nuclear
Keluarga inti
yang terdiri dari ayah, ibu dan anak yang tinggal dalam satu rumah ditetapkan
oleh sanksi-sanksi legal dalam suatu ikatan perkawinan, satu atau kedduanya
dapat bekerja diluar rumah.
b.
Extended
Family
Adalah keluarga
inti ditambah dengan sanak saudara, misalnya nenek, kakek, keponakan, saudara
sepupu, paman, bibi dan lain sebagainya.
c.
Reconstituted
Nuclear
Pembentukan baru
dari keluarga inti melalui perkawinan kembali suami atau istri, tinggal dalam
pembentukan satu rumah dengan anak-anaknya, baik itu bawaan dari perkawinan
lama maupun hasil dari perkawinan baru. Satu atau keduanya dapat bekerja diluar
rumah.
d.
Niddle Age/Aging
Couple
Suami sebagai
pencari uang, istridi rumah atau kedua-duanya bekerja di rumah, anak-anak sudah
meninggalkan rumah karena sekolah/ perkawinan/ meniti karir.
e.
Dyadic
nuclear
Suami istri yang
sudah berumur dan tidak mempunyai anak, keduanya atau salah satu bekerja diluar
rumah.
f.
Single
Parent
Satu orang tua
sebagai akibat perceraian atau kematian pasanganya dan anak-anaknya dapat
tinggal dirumah atau diluar rumah.
g.
Dual
cariier
Suami istri atau keduanya orang karier dan tanpa anak
h.
Commuter
married
Suami istri atau
keduanya orang karier dan tinggal terpisah pada jarak tertentu, keduanya saling
mencari pada waktu-waktu tertentu.
i.
Single
adult
Wanita atau pria
dewasa yang tinggal sendiri dengan tidak adanya keinginan untuk kawin.
j.
Three Generation
Tiga
generasi atau lebih tinggal dalam satu rumah
k.
Institusional
Anak-anak
atau orang-orang dewasa tinggal dalamm suatu panti-panti.
l.
Communal
Satu rumah
terdiri dari dua atau lebih pasangan yang monogamy dengan anak-anaknya dan
bersama-sama dalam penyediaan fasilitas.
m.
Group Marriage
Satu perumahan
terdiri dari orang tua dan keturunanya didalam satu kesatuan keluarga dan tiiap
individu menikah dengan yang lain dan semua adalah orang tua dari anak-anak.
n.
Unmarried parent and Child
Ibu
dan anak dimana perkawinan tidak dikehendaki, anak diadopsi.
o.
Cohibing Couple
Dua
orang atau pasangan yang tinggal bersama tanpa kawin.
c.
Struktur keluarga
Struktur keluarga terdiri dari beberapa macam,
diantaranya: (Friedmann, 1989, dalam Mubarak, dkk, 2011 : hal 68 – 69 )
a)
Patrilinear
Patrilinear adalah keluarga sedarah yang terdiri
dari sanak keluarga sedarah dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu
disusun melalui jalur garis ayah
b)
Matrilinear
Adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak
saudara sedarah dari beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui
jalir garis ibu.
c)
Matrilokal
Adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama
keluarga sedarah istri
d)
Patrilokal
Adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama
keluarga sedarah suami
e)
Keluarga kawinan
Adalah hubungan
suami istri sebagai dasar pembinaan keluarga, dan beberapa sanak saudara
menjadi bagian keluarga karena adanya hubungan dengan suami istri.
Ada
beberapa ciri-ciri struktur keluarga, yaitu: (friedmann, 1998, dalam Mubarak, dkk,
2011 : hal 69)
a. Terorganisasi
Saling
berhubungan, saling ketergantungan antara anggota keluarga.
b. Ada keterbatasan
Setiap anggota memiliki kebebasan tetapi mereka
juga mempunyai keterbatasan dalam menjalankan fungsi dan tugasnya
masing-masing.
c. Ada perbedaan dan kekhususan
Setiap anggota keluarga mempunyai peranan dan
fungsinya masing-masing.
d. Bentuk- Bentuk Keluarga
1.
Sussman (1974) dan Maclin (1988) ( dalam Setiawati, 2008 :
hal 16-17)
a.
Keluarga tradisional
a)
Keluarga inti adalah keluarga yang terdiri atas ayah, ibu
dan anak.
b)
Pasanagn inti adalah keluarga yang terdiri dari suami dan
istri saja.
c)
Keluarga dengan orang tua tunggal adalah satu orang yang
mengepalai keluarga sebagai konsekuensi perceraian.
d)
Bujangan yang tinggal sendirian.
e)
Keluarga besar 3 generasi.
f)
Pasangan usia pertengahan atau pasangan lansia.
b.
Keluarga non Tradisional
a)
Keluarga dengan orang tua yang memiliki anak tanpa
menikah.
b)
Pasangan yang memiliki anak tanpa menikah.
c)
Pasangan yang hidup bersama tanpa menikah (kumpul kebo)
d)
Keluarga gay.
e)
Keluarga lesbi.
f)
Keluarga komuni: keluarga dengan lebih dari satu pasangan
monogami dengan anak-anak yang secara bersama- sama mengunakan fasilitas,
sumber dan memiliki pengalaman yang sama.
2.
Anderson Carter ( dalam Setiawati, 2008 : 17)
a.
Keluarga inti (nuclear family)
Keluarga yang terdiri atas ayah, ibu dan anak-anak.
b.
Keluarga besar (ekstensed family)
Keluarga inti ditambah dengan sanak saudara, nenek,
kakek, keponakn , sepupu, paman, bibi dsb.
c.
Keluarga berantai
(sereal family)
Keluarga yang terdiri dari wanita dan pria yang menikah
lebih dari satu kali dan merupakan satu keluarga inti.
d.
Keluarga duda / janda (single family)
Keluraga yang terjadi karena perceraian atau kematian.
e.
Keluarga berkomposisi
Keluarga yang perkawinannyaberpologami dan hidup secara
bersama-sama.
f.
Keluarga kabitas
Dua orang menjadi satu tanpa pernikahan tetapi membentuk
satu keluarga.
d.
Fungsi keluarga
Friedmann mengidentifikasikan lima prinsip fungsi dasar keluarga,
diantaranya adalah fungsi afektif, fungsi sosialisasi, fungsi reproduksi,
fungsi ekonomi, dan fungsi keperawatan keluarga. (Friedmann, 1998, dalam Mubarak,
dkk, 2011: 76-78)
a)
Fungsi afektif berhubungan erat dengan fungsi internal
keluarga, yang mkerupakan basis kekuatan keluarga. Fungsi afektif berguna untuk
pemenuhan kebutuhan psikososial. Keberhasilan melaksanakan fungsi afektif
tampak pada kebahagiaan dan kegembiraan dari seluruh anggota keluarga. Tiap
anggota keluarga slaing mempertahankan iklim yang positif. Hal tersebut dapat
dipelajari dan didkembangkan melalui interaksi dan hubungan dalam kelduarga.
Dengan demikian, keluarga yang berhasil melaksanakan fungsi afektif, seluruh
anggota keluarga dapat mengembangkan konsep diri positif.
b)
Fungsi sosialisasi
adalah proses perkembangan dan perubahan yang dilalui individu, yang
menghasilkan interaksi social dan belajar berperan dalam lingkungan sosial. Sosialisasi
dimulai sejak manusia lahir. Keluarga merupakan tempat individu untuk belajar
bersosialisasi, misalnya anak yang baru lahir dia akan menatap ayah, ibu dan
orang-orang yang disekitarnya. Kemudian beranjak balita dia mulai belajar
bersosialisasi dengan lingkungan sekitar meskipun demikian keluarga tetap
berperan penting dalam bersosialisasi. Keberhasilan perkembangan individu dan
keluarga dicapai melalui interaksi atau hubungan antar anggota keluarga yang
diwujudkan dalam sosialisasi anggota keluarga belajar disiplin, belajar
norma-norma, budaya dan perilaku melalui hubungan dan interaksi keluarga.
c)
Fungsi reproduksi untuk meneruskan keturunan dan menambah
sumber daya manusia. Maka dengan ikatan suatu perkawinan yang sah, selain untuk
memenuhi kebutuhan biologis pada pasangan tujuan untuk membentuk keluarga
adalah untuk meneruskan keturunan.
d)
Fungsi ekonomi merupakan fungsi keluarga untuk memenuhi
kebutuhan seluruh anggota keluargta seperti memenuhi kebutuhan akan makanan,
pakaian, dan tempat tinggal. Banyak pasangan sekarang kita lihat dengan
penghasilan yang tidak seimbang antara suami dan istri hal ini menjadikan
permasalahan yang berujung pada perceraian.
e)
Fungsi perawatan kesehatanjuga berperan atau berfungsi untuk
melaksanakan praktek asuhan kesehatan, yaitu untuk mencegah terjadinya gangguan
kesehatan dan atau merawat anggota keluarga yang sakit. Kemampuan keluarga
dalam memberikan asuhan kesehatan mempengaruhi status kesehatan keluarga.
Kesanggupan keluarga melaksanakan pemeliharaan kesehatan dapat dilihat dari
tugas kesehatan keluarga yang dilaksanakan. Keluarga yang dapat melaksanakan
tugas kesehatan berarti sanggup menyelesaikan masalah kesehatan.
B.
KONSEP
DASAR KELUARGA DENGAN TAHAP CHILDBEARING
Perkembangan keluarga adalah proses perubahan yang terjadi
pada system keluarga meliputi perubahan pola interaksi dan hubunga antara
anggotanya di sepanjang waktu. Siklus perkembangan keluarga sebagai komponen
kunci dalam setiap kerangka kerja yang memandang keluarga sebagai suatu system.
Perkembangan ini terbagi menjadi beberapa tahap atau kurun waktu tertentu. Pada
setiap tahapnya keluarga memiliki tugas perkembangan yang harus dipenuhi agar
tahapan tersebut dapat dilalui dengan sukses. Kerangka perkembangan keluarga
menurut Evelyn Duvall memberikan pedoman untuk memeriksa dan menganalisa
perubahan dan perkembangan tugas-tugas dasar yang ada dalam keluarga selama
siklus kehidupan mereka.
1.
Tahap-tahap perkembangan keluarga ‘Childbearing” (kelahiran anak pertama).
Tahap perkembangna keluarga dibagi sesuai kurun waktu tertentu
yang dianggap stabil, misalnya keluarga dengan anak pertama berbeda dengan anak
keluarga remaja. Meskipun setiap keluarga melalui tahapan perkembangan secara
unik, namun secara umum seluruh keluarga mengikuti pola yang sama. Tiap tahap
perkembangan membutuhkan tugas dan fungsi keluarga agar dapat melalui tahap
tersebut. Keluarga yang menantikan kelahiran dimulai dari kehamilan sampai
kelahiran anak pertama dan berlanjut sampai anak pertama berusia 30 bulan (3,2
tahun) merupakan tahap perkembangan keluarga childbearing. Kehamilan dan kelahiran bayi pertama dipersiapkan
oleh pasangan suami istri melalui beberapa tugas perkembangan yang penting.
Kelahiran bayi pertama memberikan perubahan yang besar bagi keluarga, sehingga
pasangan harus beradaptasi dengan peranya untuk memenuhi kebutuhan bayi. Sering
terjadi dengan kelahiran bayi, pasangan merasa diabaikan karena focus perhatian
kedua pasangan tertuju pada bayi. Suami merasa belum siap menjadi ayah atau
sebaliknya istri belum siap menjadi ibu. Peran utama perawat keluarga adalah
mengkaji peran orang tua; bagaimana orang tua berinteraksi dan merawat bayi
serta bagaimana bayi berespon. Perawat perlu memfasilitasi hubungan orang tua
dan bayi yang positif dan hangat sehingga jalinan kasih sayang antara bayi dan
orang tua dapat tercapai.
2.
Tugas perkembangan dengan keluarga childbearing
Tahap ini dimulai dimulai saat ibu hamil sampai dengan
kelahiran anak pertama dan berlanjut sampai dengan anak pertama berusia 30
bulan. Ada
beberapa hal tugas perkembangan keluarga pada fase childbearing yaitu: (Duval, dalam
buku Santun Setiawati : 19 dan dalam buku Mubarak, dkk : 87-88).
a.
Persiapan menjadi orang tua dan merawat bayi
b.
Membagi peran dan tanggung jawab
c.
Menata ruang untuk anak atau mengembangkan suasana rumah
yang menyenangkan
d.
Mempersiapkan biaya atau dana Child Bearing
e.
Memfasilitasi role learning anggota kleuarga
f.
Bertanggung jawab memenuhi kebutuhan bayi sampai balita
g.
Mengadakan kebiasaan keagamaan secara rutin
h.
Beradaptasi pada pola hubunga seksual
i.
Mensosialisasikan anak dengan lingkungan keluarga besar
masing-masing pasangan.
Sedangkan
menurut Carter dan Mc. Goldrik, 1988, Duval dan Miller, 1985, (Dalam buku “ilmu
keperawatan komunitas”, hal: 87-88) tugas perkembangan keluarga pada tahap ini
adalah sebagai berikut:
a.
Membentuk keluraga muda sebagai sebuah unit yang mantap (
mengintegrasikan bayi baru ke dalam keluarga).
b.
Rekonsiliasi tugas-tugas perkembangan yang bertentangan
dan kebutuhan anggota keluarga .
c.
Mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan.
d.
Memperluas persahabatan dengan keluarga besar dengan menambahkan peran-peran orang tua,
kakek, dan nenek.
3.
Fungsi perawat dalam tahap perkembangan keluarga dengan childbearing.
Sebagi
kekhususan perawatan keluarga memiliki peran yang cukup banyak dalm memberikan
asuhan keperawatan keluarga.
Fungsi perawat
dalam tahap ini adalah melakukan
perawatn dan konsultasi antara lain (Mubarak, dkk : 88) :
a.
Bagaimana cara menentukan gizi yang baik untuk ibu hamil
dan bayi,
b.
Mengenali gangguan kesehatn bayi secara dini dan
mengatasinya,
c.
Imunisasi yang dibutuhkan anak,
d.
Tumbang anak yang
baik,
e.
Interaksi keluarga,
f.
Keluarga berencana, serta
g.
Pemenuhan kebutuhan anak terutama pada ibu yang bekerja.
4.
Asuhan keperawatan tahap perkembangan keluarga dengan childbearing.
Asuhan
keperawatan keluarga merupakan proses yang kompleks dengan menggunakan
pendekatan sistematis untuk bekerjasama dengan keluarga dan individu sebagai
anggota keluarga. Tahapan dari proses keperawatan keluarga adalah sebagai
berikut:
a.
Tahap Pengkajian
Pengkajian merupakan tahap terpenting dalam proses
keperawatan, mengingat pengkajian sebagai awal bagi keluarga untuk
mengidentifikasi data yang ada pada keluarga. Oleh karena itu, perawat keluarga
diharapkan memahami betul lingkup, metode, alat bantu, dan format pengkajian
yang digunakan. Data-data yang dikumpulkan antara lain: (Santun setiawan dkk, hal 45)
a)
Data umum
b)
Riwayat dan tahapan perkembangan
c)
Lingkungan
d)
Struktur keluarga
e)
Fungsi keluarga
f)
Stress dan koping keluarga
g)
Harapan keluarga
h)
Data tambahan
i)
Pemeriksaan fisik
Dari
hasil pengumpulan data tersebut maka akan dapat diidentifikasi masalah
kesehatan yang dihadapi keluarga.
b.
Tahap perumusan diagnosa keperawatan
Diagnosa keperawatan merupakan
kumpulan pernyataan, uraian dari hasil wawancara, pengamatan langsung dan
pengukuran dengan menunjukan status kesehatan mulai dari potensial, resiko
tinggi sampai dengan masalah yang aktual. (Santun setiawan dkk, hal 48)
c.
Tahap penyusunan rencana keperawatan
Apabila masalah kesehatan maupun masalah
keperawatan telah teridentifikasi, maka langkah selanjutnya adalah menyusun
rencana keperawatan sesuai dengan urutan prioritas masalahnya. Rencana
keperawatan keluarga merupakan kumpulan tindakan yang direncanakan oleh perawat
untuk dilaksanakan dalam menyelesaikan atau mengatasi masalah kesehatan atau
masalah kesehatan yang telah diidentifikasi. (Mubarak dkk, 2011,hal 106)
d.
Tahap
pelaksanaan keperawatan keluarga
Pelaksanaan merupakan salah satu dari
proses kepearawatan keluarga dimana perawat mendapat kesempatan untuk
membangkitkan minat keluarg dalam mengadakan perbaikan kearah perilaku yang
hidup sehat. (Mubarak dkk, 2011,hal 108)
e.
Tahap evaluasi
Sesuai dengan rencana tindakan yang
telah diberikan, tahap penilaian dilakukan untuk melihat keberhasilannya. Bila
tidak atau belum berhasil, maka perlu disusun rencana baru yang sesuai. Sesuai
tindakan keperawatan mungkin tidak dapat dilakuka dalam satu kali kunjungan ke
keluarga. Oleh karena itu, kunjungan dapat dilakukan secara bertahap sesuai
dengan waktu dan ketersediaan keluarga. (Mubarak dkk, 2011,hal 109)
BAB III
PROSES KEPERAWATAN
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA TN.Y DAN NY.F
(PASANGAN CHILDBEARING)
A.
PENGKAJIAN
KELUARGA
1.
Identitas kepala keluarga
Nama
: Tn. Y
Umur : 27 tahun
Agama : Islam
Suku : Melayu
Pendidikan : S1 ekonomi
Alamat : jl. 28 oktober komp. Pemda Gg. Kartika no.33
2.
Komposisi keluarga
No
|
Nama
|
L/P
|
Umur
|
Hub. keluarga
|
Pendidikan
|
Status kes
|
BB
|
1
|
Firdah yuaningsih
|
P
|
25 tahun
|
Istri
|
PGSD
|
sehat
|
45 kg
|
2
|
Riskiya ramadhania
|
P
|
1 tahun
|
Anak
|
-
|
sakit
|
12 kg
|
1.
Genogram
Keterangan :
= Laki – Laki
= Perempuan
= Sakit
=
tinggal serumah
2.
Type keluarga:
a. jenis type keluarga: tradisional nuclear
b. masalah yang terjadi dengan type keluarga: Ny. F mengatakan tidak ada masalah dengan type keluarga”
a. jenis type keluarga: tradisional nuclear
b. masalah yang terjadi dengan type keluarga: Ny. F mengatakan tidak ada masalah dengan type keluarga”
3.
Suku bangsa:
a.
Asal suku bangsa: Tn. A dan Ny. F sama-sama bersuku melayu
b.
Budaya yang berhubungan dengan kesehatan: Ny. F
mengatakan tidak
ada budaya yang bertentangan dengan kesehatan”
4.
Agama dan kepercayaan yang mempengaruhi kesehatan: menurut
Ny. F selalu berusaha melaksanakan sholat 5 waktu walaupun dalam keadaan kurang
sehat
5.
Status sosial ekonomi keluarga:
a.
Anggota keluarga yang mencari nafkah: yang mencari nafkah
Tn. A yang sebagai kepala keluarga dan Ny. Y juga membantu mencari nafkah
b.
Penghasilan: Rp. 3.000.000 penghasilan Tn. A dan 2.000.000
untuk penghasilan Ny. Y
c.
Upaya lain: Ny. F mengatakan bahwa Tn. Y dan Ny. F
memiliki usaha menyewakan
mobil
d.
Harta benda yang dimiliki: mobil, motor, sepeda, dan
memiliki perabotan rumah yang lengkap
e.
Kebutuhan yang dikeluarkan tiap bulan: Ny. F mengatakan kebutuhan yang dikeluarkan tiap
bulan yaitu membayar cicilan mobil, berbelanja untuk kebutuhan sehari-hari seperti
susu anaknya, berbelanja makanan sehari-hari.
f.
Aktivitas rekreasi keluarga: klien biasa setiap hari libur
berkunjung ke rumah paman. Jika liburan panjang keluarga pergi ke kampong
halaman mengunjungi orang tua.
6.
Riwayat dan tahap perkembangan keluarga
1.
Tahap perkembangan keluarga saat ini: Keluarga Tn. Y dan Ny.
F baru memiliki anak 1, jadi keluarga Tn. A dan Ny. F berada pada tahap
perkembangan keluarga dengan childbearing.
2.
Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi dan
kendalanya:
Saat ini keluarga Ny. F dan Tn. A sebagai keluarga
childbearing yang memiliki anak 1 dan rencana untuk memiliki anak lagi. Menurut
Ny. F nanti setelah 3 tahun anaknya, ingin memiliki anak lagi. Namun Ny. F
belum pernah bicarakan dengan suaminya. Menurut Ny. F saat ini dia dengan
suaminya berusaha untuk membina hubungan dengan keluarga lain, teman dan
masyarakat sekitar. Menurut Ny. F pula bahwa dirinya dan suaminya mau bekerja
mencari uang dulu baru merencanakan punya anak lagi.
3.
Riwayat kesehatan keluarga inti:
a) riwayat kesehatan keluarga saat ini: “anak saya sering mengalami perut kembung, demam, dan sakit perut dan suami saya memiliki penyakit ambien”
b) riwayat penyakit keturunan: “tidak ada penyakit keturunan di keluarga”
a) riwayat kesehatan keluarga saat ini: “anak saya sering mengalami perut kembung, demam, dan sakit perut dan suami saya memiliki penyakit ambien”
b) riwayat penyakit keturunan: “tidak ada penyakit keturunan di keluarga”
4.
Riwayat kesehatan masing-masing anggota keluarga:
No
|
Nama
|
Umur
|
BB
|
Keadaan
kesehatan
|
Iminisasi(BCG/polio/DPT/HB/campak)
|
Masalah kesehatan
|
Tindakan yang
telah dilakukan
|
1
|
Yusuf zakarillah
|
L
|
60 kg
|
Kurang sehat
|
Sakit ambien
|
Pergi ke dokter
|
|
2
|
Firdah
yuaningsih
|
P
|
49 kg
|
sehat
|
Campak
|
-
|
-
|
3
|
Riskiya
ramadhania
|
P
|
12 kg
|
Kurang sehat
|
BCG, Campak
|
Sering kembung,
demam, dan sakit perut
|
Pergi ke dokter
|
5.
Sumber pelayanan kesehatan yang
dimanfaatkan: menurut Ny. F keluarga
menggunakan jamkesmas dari kantor Tn. Y
6.
Riwayat kesehatan keluarga
sebelumnya: Menurut
pengakuan keluarga, anaknya pernah dirawat di rumah sakit karena tipes selama 5
hari. Dari riwayat kesehatan keluarga Tn. Y dan Ny. F tidak ada yang memilki
penyakit kronis maupun penyakit keturunan.
7.
Pengkajian lingkungan
1.
Karakteristik rumah
a.
Luas rumah : 154 M2
b.
Type rumah : tipe 80
c.
Kepemilikan : hak pemilik
d.
Jumlah dan ratio kamar/ruang: 3 ruang kamar, 1 ruang tamu, 1
dapur, dan 1 ruang keluarga
e.
Ventilasi/jendela: jumlah ventilasi dirumah ada 5 buah,
namun hanya 2 jendela yang sering dibuka
f.
Pemanfaatan ruangan: di ruang keluarga tempat keluarga
berkumpul menonton tv
g.
Sumber air minum : air hujan
h.
Kamar mandi/wc : kamar mandi dan wc masing-masing berjumlah satu
dan terpisah
i.
Sampah: sampah di buang di belakang rumah kemudian dibakar
j.
Kebersihan lingkungan : lingkungan rumah klien kurang bersih
2.
Karakteristik tetangga dan komunitas RW
a.
Kebiasaan : setiap tanggal 6 selalu mengikiti pengajian
b.
Aturan/kesepakatan : tidak ada aturan yang mengikat
c.
Budaya : setiap hari minggu mengadakan kerja bakti
3.
Mobilitas geografis keluarga : menurut Ny. F belum pernah
pindah rumah
4.
Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat:
menurut Ny. F tidak ada perkumpulan atau pertemuan-pertemuan khusus dan
biasanya berkumpul hanya di waktu-waktu tertentu seperti lebaran kemarin semua
keluarga berkumpul.
5.
System pendukung keluarga : Saat ini dalam keluarga tidak
terdapat anggota keluarga yang sakit, hubungan satu anggota keluarga dengan
yang lainnya cukup baik dan sudah terbiasa saling tolong menolong.
8.
Struktur keluarga
a.
Pola/cara komunikasi keluarga: Menurut Ny. F dalam
keluarganya berkomunikasi biasa menggunakan bahasa melayu, menurut Ny. F
dirinya juga cepat akrab dengan keluarga suaminya.
b.
Struktur kekuatan keluarga : Dalam pengambilan keputusan
keluarga Tn. Y dan Ny. F selalu memutuskan secara bersama-sama atau musyawarah.
Perbedaan-perbedaan pendapat yang ada selalu bisa di atasi jika mereka
bermusyawarah
c.
Struktur peran : Dalam keluarga Ny. F, Tn. Y sebagai kepala
keluarga berkewajiban mencari nafkah untuk keluarga dan dibantu oleh Ny. F yang
turut bekerja membantu suaminya tetapi dirinya juga tetap melakukan perannya
sebagai isteri yang harus menyiapkan semua keperluan suaminya di rumah.
Menurutnya di rumah jarang masak karena cuma berdua sehingga sering membeli
yang sudah jadi saja.
d.
Nilai dan norma keluarga : Sebagai bagian dari masyarakat
pontianak dan beragama islam keluarga memiliki nilai-nilai dan norma yang
dianut seperti sopan santun terhadap orang tua, suami terhadap isteri. Selama
ini dirinya dan suaminya makan bersama kalau malam hari, karena siang hari
suaminya kerja sampai sore.
9.
Fungsi keluarga
a.
Fungsi afektif : Menurut Ny. F
belum pernah menemukan masalah. Tn. A dan Ny. F selalu memberikan dukungan satu
sama lain. Hubungan antara dirinya dengan suaminya sampai sejauh ini baik dan
hubungna dengan keluarga besarnya pun baik. Mereka selalu menumbuhkan sikap
saling menghargai.
b.
Fungsi sosialisasi :
1)
Kerukunan hidup dalam keluarga
: Hubungan
antara dirinya dengan suaminya sampai sejauh ini baik dan hubungna dengan
keluarga besarnya pun baik. Hubungan keluarga dengan orang lain pun baik,
terutama tetangga-tetangga terdekat.
2)
Interaksi dan hubungan dalam
keluarga : interaksi dan hubungan dalam keluarga baik-baik saja.
3)
Anggota keluarga yang dominan
dalam pengambilan keputusan : menurut Ny. F yang selalu mengambil keputusan
ialah Tn. Y .
4)
Kegiatan keluarga waktu
senggang: kegiatan di waktu senggang keluarga sering jalan-jalan bersama
anaknya.
5)
Partisipasi dalam kegiatan
social : membantu dalam kegiatan gotong royong
c.
Fungsi perawatan kesehatan
Menurut Ny. F sebenarnya
dalam keluarganya belum mengetahui tentang bagaimana memberikan perlindungan
yang terbaik untuk anaknya. Karena kesibukan dari suami istri anak menjadi
kurang perhatian. Karena sejauh ini anak lebih banyak menghabiskan waktunya
dengan pengasuhnya.
d.
Fungsi reproduksi
1)
Perencanaan jumlah anak :
Menurut Ny. F ingin memiliki anak 2 orang saja yakni seorang laki-laki dan seorang
perempuan
2)
Akseptor : Ya, yang digunakan
alat kontrasepsi yang berbentuk pil
e.
Fungsi ekonomi
1)
Upaya pemenuhan sandang pangan:
Ny. F
mengatakan penghasilannya dan suaminya sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan
sandang, pangan dan papan keluarga Tn. Y dan Ny. F tersebut.
10. Stres dan Koping Keluarga
a.
Stressor jangka pendek: Menurut Ny. F
dirinya tidak tahu dari pihak suaminya apakah sedang mengalami beban pikiran
atau tidak, tetapi dari dirinya yang jadi stressor adalah adaptasi dengan
adanya memiliki anak.
b.
Respon keluarga terhadap
stressor: Baik,
menurut Ny. F dirinya yakin perlakuan dari keluarga suaminya tergantung dari
dirinya dan sekarang dirinya sedang berusaha belajar menjadi ibu rumah tangga
yang baik dengan belajar mengurusi anak.
c.
Strategi koping: Untuk menghadapi
stressor Ny. F lebih banyak belajar pada orang tuanya tentang cara mengurus
rumah tangga.
11. Keadaan Gizi Keluarga
a.
Pemenuhan gizi: Pemenuhan gizi
keluarga terpenuhi.
12. Harapan Keluarga
a.
Terhadap masalah kesehatannya :
Keluarga berharap agar tetap sehat.
b.
Terhadap petugas kesehatan yang
ada: Dengan
adanya petugas kesehatan yang datang ke rumahnya menurutnya mengharapkan supaya
petugas kesehatan bisa memberikan pengetahuan kepada masyarakat dengan
penyuluhan-penyuluhan seperti saat ini diharapkan dapat membantu dirinya
mempersiapkan bagaimana sebenarnya kesehatan dalam rumah tangga yang baru
dibangunnya.
13. Pemeriksaan fisik
No
|
Variabel
|
Nama Anggota Keluarga
|
||
Tn. Y
|
Ny. F
|
An. R
|
||
1
|
Riwayat
penyakit saat ini
|
-
|
-
|
-
|
2
|
Keluhan
yang dirasakan
|
-
|
-
|
Anak sulit makan, anak lebih suka makan
snack disbanding makan nasi
|
3
|
Tanda
dan gejala
|
Berat badan anak turun 1 kg dari berat
badan sebelumnya
|
||
4
|
Riwayat
penyakit sebelumnya
|
Klien sering memaksakan untuk BAB
|
Anak lebih sering demam, perut kembung dan
sakit perut
|
|
5
|
Tanda-tanda
vital
|
TD = 120/80 mmHg
S = 36,5oC
RR = 24 x/menit
N = 80 x/menit
|
TD = 120/80 mmHg
S = 36,5oC
RR = 20 x/menit
N = 77 x/menit
|
S = 36,5oC
|
6
|
Sistem
kardiovaskuler
|
Letak normal ics 2 dan 3 – 5dan 6
Ictus cordis normal yaitu ics 5 dan 6
Irama teratur, suara tambahan tidak ada
|
Letak normal ics 2 dan 3 – 5dan 6
Ictus cordis normal yaitu ics 5 dan 6
Irama teratur, sura tambahan tidak ada
|
|
7
|
Sistem
respirasi
|
Saat bernafas tidak menggunakan otot bantuan pernafasan.
Tidak ada bengkak, lesi (-)
Tidak ada penimbunan cairan
Bunyi
nafas vesikuler
|
Saat bernafas tidak menggunakan otot bantuan pernafasan.
Tidak ada bengkak, lesi (-)
Tidak ada penimbunan cairan
Bunyi
nafas vesikuler
|
Saat bernafas tidak menggunakan otot bantuan pernafasan.
Tidak ada bengkak, lesi (-)
Tidak ada penimbunan cairan
Bunyi
nafas vesikuler
|
8
|
Sistem
GI tract
|
Simetris, warna normal, asites (-)
Tidak ada nyeri tekan, tidak ada benjolan
Bising usus (+)
Organ
pada abdomen normal
|
Simetris, warna normal, asites (-)
Tidak ada nyeri tekan, tidak ada benjolan
Bising usus (+)
Organ
pada abdomen normal
|
Simetris, warna normal, asites (-)
Tidak ada nyeri tekan, tidak ada benjolan
Bising usus (+)
Organ
pada abdomen normal
|
9
|
Sistem
musculoskeletal
|
Berfungsi dengan baik
Reflek
patella (+)
|
Berfungsi dengan baik
Reflek
patella (+)
|
Berfungsi dengan baik
Reflek
patella (+)
|
10
|
Sistem
genetalia
|
-
|
-
|
-
|
ANALISA DATA
Data
|
Kemungkinan Penyebab
|
Masalah / Diagnosis
|
DS:
s-Keluarga mengatakan tidak
tahu penyebab An. R susah untuk makan
-Keluarga mengatakan berat badan An. R menurun
-Keluarga mengatakan takut hal itu dapat menganggu
pertumbuhan dan perkembangan An. R
-Keluarga mengatakan An. R hanya menghabiskan nasi ½ porsi
DO:
-BB An. R turun menjadi 11 kg
-Anak tampak rewel beberapa bulan ini
-Makan An. R sangat sedikit
|
-Gangguan pemenuhan nutrisi pada An. R keluarga Tn. Y
|
-Gangguan pemenuhan nutrisi pada Tn. Y khususnya An. R b/d
ketidakmampuan keluarga mengenal masalah
|
DS:
-Ny. F mengatakan takut hal ini akan menyebabkan
pertumbuhan An. R terganggu
-Ny. F mengatakan berat badan An. R turun
-Ny. F mengatakan tidak tahu mengapa An. R pada saat
sekarang susah untuk makan
DO:
-BB An. R adalah 11 kg
- An.R tampak rewel
|
-Ansietas/cemas tingkat sedang pada An. R keluarga Tn. Y
|
-Ansietas/cemas tingkat sedang pada Tn. Y khususnya Ny. F
b/d ketidakmampuan keluarga mengenal masalah
|
SKORING
Ansietas/cemas
tingkat sedang pada keluarga pada keluarga Tn. Y khususnya pada Ny. F b/d
ketidak mampuan keluarga mengenal masalah
Kriteria
|
Bobot
|
Pembenaran
|
Sifat masalah
o
Ancaman
|
2/3 x 1= 2/3
|
|
Kemungkinan masalah dapa diubah
o
Mudah
|
2/2 x 2= 2
|
|
Potensial masalah dapat dicegah
o
Tinggi
|
3/3 x 1 = 1
|
|
Munculnya masalah
o
Segera ditangani
|
2/2 x 3 = 3
|
|
JUMLAH
|
5
2/3
|
RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN
No
|
Diagnosa Keperawatan
|
Tujuan dan Kriteria Hasil
|
Intervensi
|
Rasional
|
1
|
Gangguan pemenuhan nutrisi pada
keluarga Tn. Y khususnya An. R b/d ketidakmampuan keluarga mengenal masalah
|
Kebutuhan nutrisi terpenuhi, setelah
dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam dengan KH:
-Menyebutkan pengertian kebutuhan
nutrisi
-Menyebutkan penyebab gangguan
kebutuhan nutrisi
|
1. Mengenalkan pengetahuan keluarga
tentang kebutuhan nutrisi
2. Berikan reinformcement(+)
3. Diskusikan kepada keluarga
pengertian kebutuhan nutrisi
|
Kebutuhan nutrisi adalah proses pemasukan
dan pengolahan zat makanan oleh tubuh yang bertujuan menghasilkan energy dan
digunakan dalam aktivitas tubuh
|
DAFTAR PUSTAKA
Mubarak, Wahit Iqbal, dkk. 2011. Ilmu Keperawatan Komunitas Konsep dan
Aplikasi. Jakarta: Salemba Medika
Setiawati, Satun, dkk. 2008. Penutun Praktis Asuhan Keperawatan
Keluaraga. Jakarta: Trans Info Media
ga bisa di copy gan
BalasHapusboleh minta file nya bang
BalasHapustak bisa di copy
BalasHapus